Batu Ababil yang menghancurkan tentera Abrahah
Surat Al fill menceritakan kisah tentara bergajah yang menyerang kota mekkah di tahun kelahiran nabi Muhammad saw.
Dalam kitab At-Tafsiru Kabir karya Fahru razy menjelaskan, nama pemimpin pasukan itu adalah abrahah bin as-shabah Al-ashrami, raja Yaman. Tujuananya ingin meruntuhkan Ka’bah lalu mengalihkan peribadatan haji orang-orang Arab ke kuil besar bernama al-Qulays yang baru dibangun di kota San’a. Tafsir itu juga secara detail menyebutkan bahwa ada 9 atau 12 ekor gajah yang ikut serta dalam penyerangan, yang terbesar bernama Mahmud. Namun rencana itu gagal kerana datangnya burung-burung yang melempari pasukan tersebut dengan batu-batu kecil sampai binasa.
Peristiwa ini pasti benar-benar terjadi.terbukti,ketika surat ini di turun kan di mekah, tidak ada satu pun orang kafir Quraisy yang membantahnya. padahal, mereka banyak mendustakan ayat-ayat yang lain. nah, yang menarik adalah huraian teliti mengenai bentuk burung ababil, lemparan batu kecil, dan akibatnya pada tubuh gajah maupun pasukan abrahah. Misalnya dalam tafsir majma’ul bayan karya Ibnul Hasan at tabrisi digambarkan bahwa burung itu datang berbondong-bondong dari laut, warnanya ada yang putih, hitam dan hijau.
Setiap burung membawa tiga batu, satu digigt dengan paruhnya,dua di gegng gam masing-masing kakinya.mereka melempari pasukan bergajah yang mau meruntuhkan ka’bah itu.yang kena batu dari arah kepalanya, akan tembus keluar dari duburnya. Jika kena dari depan, batu itu keluar dari punggung. akibatnya ,tubuh gajah dan orang-orang itu berlubang seperti daun yang dimakan ulat. Jika kita renungkan sejenak, bukankah itu gambaran dari luka-luka akibat tembakan peluru yang mampu menembus dan mengoyak-ngoyak tubuh?
Juga gambaran tentang cara burung membawa batu tadi mengingatkankepada bentuk pesawat tempur yang aero dinamis mirip burung seperti F-15 atau sukhoi SU-29. pesawat itu membawa beberapa pealuru kendali di bawah sayap dan moncong senapan mesin dibawah cockpit nya. tentunya, orang Arab Mekah tahun 570 m yang melihat benda-benda terbang pada waktu itu hanya mengerti bahwa itu adalah burung. Demikian juga Allah menyebutkan dengan kata “thairan abaabil”, supaya mudah difahami umat waktu itu.
Semua uraian tentang burung ababil dalam kitab-kitab tafsir juga tidak berasal dari Rasulullah saw.
Derajatnya pun hanya sebagai kisah, bukan dalil qath’iy yang tidak boleh dibantah. Jika memang ababil adalah burung yang berterbangan, bagaimana mungkin orang Arab waktu itu boleh melihat batu kerikil panas yang kecil di gigit di paruhnya dan dua lagi di genggam di cakar nya.lagi pula, konon peristiwa itu terjadi dilembah sunyi yang bernama Wadimuhassir antara Mina dan Muzdalifah, dan siapa yang menyaksikan secara detail?
Mungkin saja itu hanya imaginasi para periwayat saat itu. Maka seharusnya imaginasi mutakhir pun dibolehkan selama tidak menyangkut soal akidah. tidak mustahil bahwa barangkali yang dimaksud dengan abaabil adalah satu skuadron pesawat tempur milik negara islam abad ke-21 ini.
Bagaimana boleh masuk ke dalam peristiwa itu? teori lompatan waktu sudah semakin mendekati kenyataan. Al-Qur’an sendiri banyak mengungkapkan perjalanan antara waktu,tentang relativif waktu. Kisah isra’ mi’raj nabi muhammad saw. sholat besama nabi-nabi tgerdahulu,merupakan perjalanan ke masa lampau.mungkinsaja satu rombongan pesawat tempur muslim tadi sedang terbang berpatrol, lalu terjebak dalam pusaran angin di atas laut merah, yang ternyata adalah lorong waktu?
Mereka terbawa mundur k abad ke 6 M di atas Jazirah Arabia dan melihat ada pasukan tentara bergajah akan menyerang Ka’bah. Pilot-pilot muslim itu hafal surat AL-Fiil sehingga mereka tahu niat buruk pasukan darat itu, lalu secara refleks menembak gencar dari udara. Mungkin merekalah burung-burung abaabil yang dikirim Allah menjadi pelaku peristiwa mukjizat.
Huraian dalam kitb-kitab tafsirpun sudah mirip. Mereka disebut dikirim Allah keraa sebagai pilot yang beriman pasti akan membela Ka’bah. Bagaimana nasib mereka kemudian? apakah boleh kembali ke abad sekarang? kita semua tidak tahu keadaan mereka. Ada pendapat bahwa mereka tidak bolehkembali lagi kerana kehilangan kendali akibat lompatan waktu dan mereka meninggal, ada pula yang mengatakan bahawa mereka itu kehabisan bahan bakar, semua itu wallahu’alam bishawab.maka kisah diselamatkannya Ka’bah oleh burung-burung abaabil yang di kirim Allah akan tetap menjadi misteri.
Barangkali kelak bila mesin waktu sudah ditemukan kita boleh mundur ke tahun 570 dan melihat sendiri peristiwa pasukan gajah dimekah,apakah burung atau pesawat tempur. walahu’alam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan